Profil Desa Depokrejo

Ketahui informasi secara rinci Desa Depokrejo mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Depokrejo

Tentang Kami

Ironi di Desa Depokrejo, Kebumen. Kampung halaman Wakil Bupati ini hadapi darurat stunting yang tinggi. Di tengah tantangan kesehatan, desa ini bersiap menyambut megaproyek jalan tol yang akan mengubah wajah dan ekonominya di masa depan.

  • Isu Kesehatan Mendesak

    Desa Depokrejo tercatat sebagai salah satu dari tujuh desa dengan kasus stunting tertinggi di Kabupaten Kebumen per Juni 2025, menjadi sorotan utama di tengah upaya pemerintah daerah.

  • Pusat Perhatian Politik

    Statusnya sebagai tanah kelahiran Wakil Bupati Kebumen, Zaeni Miftah, menempatkan Depokrejo dalam posisi unik, di mana ekspektasi publik terhadap kemajuan dan penyelesaian masalah sosial menjadi lebih tinggi.

  • Gerbang Pembangunan Infrastruktur

    Lokasi desa yang akan terdampak oleh pembangunan Tol Trans Jawa ruas Cilacap-Yogyakarta menjanjikan potensi pertumbuhan ekonomi baru sekaligus tantangan sosial dan lingkungan yang perlu diantisipasi.

Pasang Disini

Terletak hanya beberapa kilometer dari pusat pemerintahan Kabupaten Kebumen, Desa Depokrejo, Kecamatan Kebumen, kini berada di bawah sorotan tajam. Bukan hanya karena statusnya sebagai tanah kelahiran Wakil Bupati Kebumen, Zaeni Miftah, tetapi juga karena sebuah ironi yang mencuat ke permukaan pada pertengahan tahun 2025. Desa ini tercatat sebagai salah satu penyumbang kasus stunting tertinggi di kabupaten, sebuah tantangan kesehatan masyarakat yang kontras dengan citra pusat kekuasaan yang melekat padanya.

Depokrejo, sebuah desa dengan denyut nadi agraris yang tenang, kini menghadapi persimpangan jalan. Di satu sisi, pemerintah desa dan warganya bergelut dengan masalah gizi kronis yang mengancam masa depan generasi penerus. Di sisi lain, deru pembangunan infrastruktur nasional berupa jalan tol bersiap mengubah lanskap dan tatanan sosial-ekonomi mereka selamanya. Profil desa ini menyajikan potret sebuah komunitas yang berjuang menyeimbangkan tantangan internal yang mendesak dengan peluang eksternal yang menjanjikan.

Geografi dan Demografi: Potret Wilayah di Jantung Kebumen

Secara geografis, Desa Depokrejo menempati posisi strategis di Kecamatan Kebumen. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) dalam publikasi "Kecamatan Kebumen dalam Angka", wilayah kecamatan ini memiliki luas total 42,04 km². Meski data spesifik mengenai luas wilayah Desa Depokrejo belum dirilis dalam publikasi terbaru, desa ini merupakan bagian integral dari dataran rendah yang subur di jantung Kabupaten Kebumen. Letaknya yang dekat dengan ibu kota kabupaten memberikannya akses yang relatif mudah terhadap layanan publik dan pusat ekonomi.

Berdasarkan data kependudukan dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) periode sebelumnya, jumlah penduduk Desa Depokrejo tercatat sebanyak 3.719 jiwa. Dengan asumsi luas wilayah yang proporsional dengan desa-desa tetangganya, kepadatan penduduk di wilayah ini terbilang cukup padat, didominasi oleh pemukiman penduduk yang berbaur dengan lahan pertanian.

Secara administratif, Desa Depokrejo berbatasan langsung dengan desa-desa lain di dalam Kecamatan Kebumen. Di sebelah selatannya, desa ini berbatasan dengan Desa Adikarso, sebuah hubungan kewilayahan yang terbukti penting dalam proyek infrastruktur penanggulangan banjir beberapa tahun lalu. Batas-batas wilayah lainnya dikelilingi oleh desa-desa seperti Murtirejo, Mengkowo dan Kalibagor yang secara kolektif membentuk aglomerasi pedesaan-perkotaan di sekitar pusat Kebumen. Keberadaan desa ini, yang dihimpit oleh pusat pertumbuhan dan wilayah pertanian, menciptakan dinamika sosial dan ekonomi yang unik.

Perekonomian warga Depokrejo secara turun-temurun bertumpu pada sektor pertanian. Lahan-lahan sawah yang terhampar menjadi tulang punggung utama, dengan padi sebagai komoditas andalan. Selain itu, sebagian warga juga mengembangkan pertanian palawija dan usaha kecil lainnya. Pelatihan pembuatan pupuk hayati Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) yang pernah diselenggarakan di desa ini mengindikasikan adanya upaya untuk meningkatkan produktivitas pertanian secara berkelanjutan. Namun transformasi ekonomi mulai terasa seiring dengan perkembangan zaman dan meningkatnya jumlah penduduk yang beralih ke sektor jasa dan perdagangan di pusat kota.

Tantangan Stunting: Isu Krusial di Beranda Pimpinan Daerah

Pada pertengahan tahun 2025, sebuah data mengejutkan dirilis oleh pemerintah daerah Kabupaten Kebumen. Desa Depokrejo masuk dalam tujuh besar desa dengan angka stunting tertinggi. Berdasarkan laporan per Juni 2025, tercatat ada 21 kasus anak dengan kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi kronis di desa ini. Angka ini menjadi alarm keras, mengingat status desa sebagai kampung halaman Wakil Bupati Zaeni Miftah.

Fakta ini pertama kali mengemuka secara luas setelah audiensi Tim Penggerak PKK Kabupaten Kebumen dengan pemerintah daerah. Ketua TP PKK Kebumen, yang juga merupakan istri Bupati, Nurjanah, mengungkapkan keterkejutannya. "Di antaranya Desa Gemeksekti, Desa Depokrejo, desa saya sendiri masyaallah. Itu berkahnya audiensi, kami jadi tahu. Ternyata masih ada desa yang stunting-nya tinggi," ujarnya kepada media pada awal Juli 2025. Pernyataan ini menegaskan betapa seriusnya masalah tersebut dan menjadi cambuk bagi semua pihak untuk bertindak.

Stunting bukan sekadar masalah tinggi badan, tetapi menyangkut perkembangan otak yang terhambat, yang akan berdampak pada kualitas sumber daya manusia di masa depan. Penyebabnya bersifat multifaktorial, mulai dari pola asuh, akses terhadap makanan bergizi, kondisi sanitasi, hingga tingkat pendidikan dan ekonomi keluarga. Pemerintah Kabupaten Kebumen sendiri telah menggulirkan berbagai program penanganan stunting, seperti pemberian makanan tambahan (PMT) bagi balita dan ibu hamil. Namun, kasus di Depokrejo menunjukkan bahwa program-program tersebut memerlukan implementasi yang lebih terfokus dan pengawasan ketat hingga ke tingkat desa.

Menanggapi temuan ini, Nurjanah menegaskan komitmennya untuk bekerja sama dengan pemerintah desa dan puskesmas setempat. "Maka insyaallah nanti kami akan kerja sama dengan Pemdes atau Puskesmas, bersama-sama menekan angka stunting," tambahnya. Kehadiran tokoh pimpinan daerah yang memiliki ikatan emosional langsung dengan Depokrejo diharapkan dapat menjadi motor penggerak percepatan penanganan isu krusial ini. Kini, mata publik tertuju pada langkah-langkah konkret yang akan diambil oleh Pemerintah Desa Depokrejo dan para pemangku kepentingan untuk membebaskan anak-anak mereka dari ancaman stunting.

Dampak Proyek Infrastruktur: Dari Drainase hingga Jalan Tol

Sebagai bagian dari wilayah yang terus berkembang, Desa Depokrejo tidak luput dari proyek-proyek pembangunan infrastruktur strategis. Beberapa tahun lalu, desa ini menjadi bagian penting dari solusi masalah banjir tahunan yang kerap melanda desa tetangganya, Adikarso. Pemerintah Kabupaten Kebumen membangun saluran drainase sepanjang 800 meter yang melintasi wilayah Depokrejo. Proyek ini sempat menghadapi tantangan terkait pembebasan lahan.

Pada September 2021, setelah melalui serangkaian musyawarah, akhirnya tercapai kesepakatan ganti rugi dengan warga pemilik lahan. Salah seorang warga, Ahmad Toha, saat itu menyatakan kelegaannya. "Kami dan warga lain juga legowo dengan keputusan yang ada, dikarenakan jalur irigasi tersebut untuk kepentingan bersama," katanya. Proyek ini tidak hanya membantu mengatasi banjir di Adikarso, tetapi juga diharapkan dapat melancarkan irigasi untuk lahan pertanian di Depokrejo, menunjukkan adanya hubungan saling ketergantungan antarwilayah.

Kini, Depokrejo bersiap menghadapi proyek yang skalanya jauh lebih masif. Desa ini menjadi salah satu dari 53 desa di Kabupaten Kebumen yang akan dilintasi oleh megaproyek Jalan Tol Trans Jawa ruas Cilacap-Yogyakarta. Pembangunan jalan bebas hambatan ini diproyeksikan akan mengubah wajah ekonomi dan sosial Depokrejo secara signifikan. Di satu sisi, kehadiran exit tol di sekitar Kota Kebumen akan membuka aksesibilitas, memperlancar distribusi barang dan jasa, serta berpotensi menumbuhkan pusat-pusat ekonomi baru.

Namun di sisi lain, pembangunan ini juga membawa tantangan besar. Proses pembebasan lahan akan menjadi isu krusial yang harus dikelola dengan adil dan transparan untuk menghindari konflik sosial. Selain itu, alih fungsi lahan pertanian produktif menjadi infrastruktur jalan merupakan konsekuensi yang tidak terhindarkan. Pemerintah Desa Depokrejo, bersama dengan pemerintah kabupaten, memiliki tugas berat untuk mempersiapkan warganya menghadapi perubahan ini, memastikan mereka tidak hanya menjadi penonton tetapi juga dapat memetik manfaat dari pembangunan berskala nasional tersebut.

Menanti Arah Baru Desa Depokrejo

Desa Depokrejo saat ini berada pada sebuah titik balik sejarah. Reputasinya sebagai tanah kelahiran seorang pemimpin daerah diuji dengan permasalahan nyata di bidang kesehatan masyarakat yang membutuhkan penanganan segera dan efektif. Perjuangan melawan stunting menjadi cerminan dari tantangan pembangunan sumber daya manusia yang sesungguhnya.

Pada saat yang sama, desa ini berada di ambang transformasi fisik dan ekonomi yang besar dengan adanya proyek jalan tol. Masa depan Depokrejo akan sangat bergantung pada bagaimana para pemimpin dan warganya merespons kedua tantangan ini. Kemampuan mereka untuk bersinergi, mengatasi masalah internal seperti stunting, sambil secara cerdas mengelola dan memanfaatkan peluang dari pembangunan infrastruktur eksternal, akan menentukan apakah Depokrejo akan tumbuh menjadi desa yang maju dan sejahtera, atau justru tertinggal di tengah deru modernisasi. Jawaban atas pertanyaan itu kini sedang diukir, hari demi hari, di tengah sawah dan pemukiman sederhana di jantung Kebumen.